June 12, 2013

Bubur yang Dikambing Hitamkan

Kemarin gue lagi baca-baca buku novel yang gak lucu-lucu banget sih, dan ada satu hal yang mengganggu pikiran gue. Gue nemuin sebuah peribahasa yang menurut gue itu gak banget. Diantara banyak peribahasa yang ada di Indonesia, cuma ini yang gue gak suka dan gue rasa kurang pas.

''nasi sudah menjadi bubur''

Kenapa harus bubur? Apa salah si bubur sehingga dia dijadiin sebagai akibat yang jelek dari sebuah hubungan sebab-akibat? 

Kita harus menyadari bahwa bubur atau yang sering gue sebut 'jus nasi' itu sangat baik, gara-gara bubur ada yang bisa
naik haji tuh liat aja Haji Sulam. Bubur juga penyelamat disaat gue sebagai mahasiswa terkena dampak dompet kempes di akhir bulan, di depan kosan gue 3000 perak udah bisa dapet semangkok. Lagi pula yang ada itu seharusnya 'beras sudah menjadi bubur' atau yang lebih pas lagi itu ya 'nasi sudah menjadi basi'. 
Gak ada ceritanya nasi bisa jadi bubur,yang ada itu beras direbus dan dijadiin bubur. Kecuali, tuh nasi pas udah mateng dituangin air panas, direbus dan didiemin 2 hari dan baru deh tuh jadi bubur, cuma basi. Gue tekankan lagi asal muasal bubur itu bukan dari nasi, tapi dari beras.

ini adalah gambar bubur ayam, ya bubur. Liat dia, tampangnya lugu, lemah dan tak berdosa.


Disini gue gak suka dengan hal yang mendiskriminasikan bubur, apa salahnya dia? Dia baik dan juga lahir dari keluarga yang baik-baik pula. 
Dia udah banyak membantu kaum yang lemah. Dan gue harap para sastrawan memahami konsep dari bubur yang sebenarnya. 

Gak penting? Menurut gue penting, demi kelangsungan hidup sastra dan demi keharmonisan Asosiasi Tukang Bubur di Indonesia.
Tsssaaaaah~

No comments:

Post a Comment